Tim WartaPesona - Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang ditandai oleh lengkungan lateral yang tidak normal.
Kelainan ini dapat terjadi pada berbagai kelompok usia, mulai dari bayi hingga orang dewasa.
Skoliosis dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan memerlukan perhatian medis yang tepat.
Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, dan pilihan pengobatan skoliosis.
Baca Juga: Leadership 4.0: Menyongsong Era Kepemimpinan Modern yang Inovatif dan Adaptif
Penyebab Skoliosis
Penyebab pasti skoliosis masih belum sepenuhnya diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang dikaitkan dengan perkembangan kelainan ini. Beberapa penyebab skoliosis antara lain:
1. Faktor genetik: Skoliosis cenderung bersifat familial, artinya memiliki kecenderungan untuk diturunkan dalam keluarga.
Jika salah satu anggota keluarga menderita skoliosis, kemungkinan anggota keluarga lainnya juga berisiko mengalaminya.
2. Kelainan perkembangan tulang belakang: Beberapa kondisi, seperti kelainan bawaan atau gangguan perkembangan tulang belakang, dapat menyebabkan skoliosis.
3. Cedera atau trauma: Cedera tulang belakang dapat memicu skoliosis pada beberapa individu.
4. Penyakit lain: Beberapa kondisi medis, seperti cerebral palsy atau muscular dystrophy, dapat menyebabkan skoliosis sebagai salah satu komplikasi.
Baca Juga: Mendorong Kesehatan Tulang Belakang: Deteksi Dini dan Pengelolaan Skoliosis
Gejala Skoliosis
Gejala skoliosis dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kelainan. Beberapa gejala yang umum terjadi meliputi:
1. Postur tubuh tidak simetris: Penderita skoliosis cenderung memiliki postur tubuh yang tidak seimbang, seperti bahu atau pinggul yang tidak sejajar.
2. Miringnya tulang belakang: Tulang belakang yang melengkung akan membuat punggung terlihat miring saat penderita membungkuk atau berdiri.
3. Ketegangan otot: Kelainan tulang belakang dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot disekitarnya, yang dapat menyebabkan nyeri atau kekakuan.
4. Perubahan pada keseimbangan dan gerakan: Skoliosis yang parah dapat mengganggu keseimbangan dan mobilitas penderita.
Pilihan Pengobatan Skoliosis
Pilihan pengobatan skoliosis bergantung pada tingkat keparahan dan pertumbuhan pasien.
Beberapa pilihan pengobatan yang umum digunakan meliputi:
1. Pemantauan teratur: Pada kasus skoliosis ringan yang tidak cenderung memburuk, dokter mungkin memilih untuk melakukan pemantauan teratur tanpa intervensi langsung.
2. Koreksi postur dan terapi fisik: Melalui terapi fisik, penderita skoliosis dapat belajar teknik untuk memperbaiki postur tubuh dan memperkuat otot-otot yang terlibat dalam penopang tulang belakang.
3. Penggunaan korset tulang belakang: Korset khusus dapat digunakan untuk memperlambat atau menghentikan progresi kelainan pada skoliosis yang masih dalam tahap pertumbuhan.
4. Operasi: Pada kasus skoliosis yang parah atau terus memburuk, operasi dapat menjadi pilihan untuk mengoreksi lengkungan tulang belakang.
Operasi ini melibatkan pemasangan perangkat medis, seperti batang penopang tulang belakang (spinal fusion), untuk mengoreksi kelainan.
Baca Juga: Yuk Ketahui Penyebab Sariawan dan Cara Mengatasi
Pentingnya Berkonsultasi dengan Dokter
Dalam menghadapi skoliosis, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter yang berkompeten di bidang ortopedi.
Dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang seperti sinar-X, untuk menentukan tingkat keparahan skoliosis dan memilih pendekatan pengobatan yang paling sesuai.
Skoliosis adalah kelainan tulang belakang yang membutuhkan perhatian medis.
Penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, namun faktor genetik, kelainan perkembangan tulang belakang, cedera, dan penyakit lain dapat memicu kelainan ini.
Gejala skoliosis meliputi ketidaksimetrisan postur tubuh, miringnya tulang belakang, ketegangan otot, dan gangguan keseimbangan.
Baca Juga: Memahami Manfaat dan Tantangan Naik Gunung: Mengapa Aktivitas ini Layak Dicoba?
Pilihan pengobatan skoliosis meliputi pemantauan teratur, terapi fisik, penggunaan korset, dan operasi.
Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan individu. *** (FA)
Penulis: Fisqiyyah Awawin
Artikel Terkait
Simak 3 Amal yang Tidak Terputus Pahalanya Ketika Kita Meninggal
Menumpuk Pakaian Kotor: Ancaman Bahaya bagi Kesehatan
10 Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan saat Traveling ke Luar Negeri
Kulit Cerah dan Bersih Tanpa Bahan Kimia Berbahaya: Cara Memutihkan Kulit dengan Bahan Alami